Nonton teve..


"Ada anak berumur 10 tahun mati gantung diri karena diejek teman sekolahnya.."

Itu berita yang baru kita dengar di salah satu stasiun televisi swasta kemarin.
Suka atau tidak, televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita.
Sumber informasi yang paling mudah dan murah, serta dapat dilihat dimana saja.
Bahkan sambil menunggu antrian kita bisa menonton berbagai acara dari berbagai stasiun televisi.

Anak-anak adalah peniru yang sangat cepat dan sangat baik..
Siapa dan dimanakah anak-anak dapat melihat dan mencontoh tingkah laku orang dewasa
Lingkungan keluarga, teman, sekolah dan dengan menonton televisi..
Saya memang tidak mendalami ilmu tentang pengaruh televisi terhadap perkembangan mental anak..

Tetapi mendengar anak ABG saya mengomentari berita tentang kawin cerai artis, perebutan anak, iklan sinetron yang pasti menampilkan adegan ibu menampar anak, anak menampar pembantu, menghardik lawan bicara, lelucon konyol yang sama sekali tidak lucu....membuat saya prihatin.

Apa yang dapat saya lakukan, selain mendampingi dan melarang acara-acara tertentu ditonton oleh keluarga saya..
Mengapa kita membiarkan televisi menayangkan sesuatu yang kurang mendidik?
Mungkin saya berpikir kuno,...tapi saya merindukan acara televisi yang lebih baik.


Diary dinda


Sikecil berumur kurang dari 2 tahun.
Hari ini ia mengajariku untuk lebih sabar.
Aku sedang menemaninya belajar menabung
Bagaimana tangan mungilnya memegang koin dan mencoba memasukkannya kedalam celengan.

Aku mencoba memegang tangannya, menuntunnya supaya mudah.
Setelah ketiga kalinya..dia mau mencoba sendiri.
Koin lebih banyak menggelinding..masuk kebawah kolong kursi.

Sesekali dia berteriak kesal.
Tapi tetap tidak mau dibantu.
Setelah lama, dia bertepuk tangan..
Horee mama...katanya sambil tertawa gembira

Ternyata semua koin sudah ia masukkan.
Dia mengajariku, untuk bersabar melihatnya belajar..




Klik...!!

Pernahkah anda menemukan orang yang dapat membaca apa yang terlintas pada pikiran anda, sehingga tidak perlu lagi diungkapkan dengan kata-kata..

Pernahkah anda, merasa harus melakukan sesuatu yang anda sendiri ragu apakah itu akan mendatangkan kesuksesan ataupun kegagalan, tetapi tetap mengambil resiko itu karena tahu, akan ada orang yang akan mendukung apapun yang telah anda lakukan.

Apakah anda selalu yakin, akan punya tempat untuk mengadu, mencurahkan kekesalan dan kekecewaan, mentertawakan kekonyolan, menangisi kegagalan, merayakan keberhasilan, mengenang masa lalu dan merencanakan masa depan dan yakin bahwa semuanya akan dilalui bersama-sama.

Adakah anda merasa telah menemukan seseorang yang hanya dengan melihat tatapan matanya….seolah dapat membaca seluruh hatinya.

Sudahkah anda mempunyai seseorang yang bersamanya waktu seolah berputar dengan sangat cepat…...hanya dengan bercerita tentang banyak hal yang tidak penting, melihat pemandangan yang setiap hari sudah dilewati, melakukan rutinitas sehari-hari yang wajib dikerjakan…sambil mengejar mimpi-mimpi yang belum terwujudkan.

Adakah anda menyadari bahwa dalam hidup ini, kebahagiaan ternyata begitu mudah diperoleh hanya dengan mensyukuri apa yang saat ini telah dimiliki.


Manisnya Jika Diremehkan

by : http://www.kompas.com

DALAM perjalanan hidup manusia, siapakah yang belum pernah diremehkan oleh orang lain? Begitu pula sebaliknya, siapakah yang belum pernah meremehkan orang lain? Kita semua pasti pernah mengalami keduanya, meremehkan dan diremehkan.

Ketika kita meremehkan orang lain, ada perasaan puas dalam diri kita. Kepuasan itu muncul karena kita bisa membuat orang lain menderita. Kita merasa di atas angin. “Inilah aku!” “Kamu bukan apa-apa dibandingkan aku!”

Sebaliknya, ketika kita dalam posisi diremehkan, spotan kita bisa jengkel, marah, benci, frustasi, bahkan apabila proses peremehan tersebut terus berlanjut menimpa seseorang maka orang tersebut bisa mengalami depresi.

Bagi seseorang, diremehkan bisa sangat menyakitkan bahkan membuat seseorang bisa menderita dan tidak berdaya. Sumber peremehan pun bisa bermacam-macam, misal asal daerah (Wong Deso), bentuk fisik (anak hitam kecil lagi), kemampuan intlektual (Anak Goblok), status sosial-ekonomi (Dasar Miskin), dan sebagainya.

Lalu apa manisnya diremehkan? Spontan kita akan menjawab, tidak akan pernah ada manisnya diremehkan! Dalam realitas kehidupan kita, ada banyak peristiwa yang merupakan representasi dari sebuah proses peremehan, sebagaimana dinarasikan dalam kasus misalnya seorang anak lelaki berasal dari desa, tubuhnya relatif hitam, tampangnya juga pas-pasan.

Sewaktu lulus Sekolah Dasar orang tuanya menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah favorit di kota. Teman-teman barunya memiliki tampilan yang jauh lebih menawan dari dirinya. Setiap hari di sekolah, si anak desa itu selalu mendapatkan peremehan. Teman-temannya sering mengatakan “Cah ndeso gaweane mangan telo, opo iso nggarap!” (anak desa kerjaannya makan ketela, apa bisa mengerjakan tugas-tugas”) ditambah lagi “Cah cilik cacingen maneh, kok bercita-cita jadi pilot!” (”anak kecil cacingan lagi, kok bercita-cita jadi pilot”).

Diremehkan seperti itu membuat si anak tidak tahan. Oleh karena itu, si anak minta pada orang tuanya untuk keluar dan pindah ke sekolah yang ada di desanya saja.Tentu saja, orang tua si anak, kalang kabut mendengar keinginan anaknya keluar dari sekolah favorit yang menjadi idaman orang tuanya.

Menghadapi realitas seperti ini, respons orang tua pada umumnya biasanya marah. Setelah itu, menasihati anak dengan penjelasan dari A sampai Z, tanpa mereka bersedia memahaminya. Anak pun makin menderita dan tertekan.

Saat ini, anak tersebut sudah dewasa, bergelar master dalam bidang teknik elektro, dan hidupnya pun berkelimpahan.

Kasus yang lain digambarkan oleh pasangan Wono dan Weny. Wono baru menikah satu tahun yang lalu dengan Weny. Mereka merasa sakit hati kepada kakaknya. Ini terjadi akibat setiap saat sang kakak selalu meremehkan dengan kata-kata ”Ah sopir saja kok akan buat rumah, kapan jadinya?”

Peremehan ini membuat Wono dan Weny prihatin. Setiap malam mereka berdua selalu berdoa memohon kepada Tuhan atas anugerah pada dirinya. Pasutri tersebut sangat kompak dan begitu bersemangat dalam bekerja. Ia sekarang sudah mempunyai rumah. Mereka berdua hidup bahagia di lereng pegunungan yang indah.

Kasus-kasus seperti ini dengan segala variasinya, bisa menimpa siapa saja. Ketika diremehkan, secara emosional kita pasti memberikan reaksi entah secara sadar atau tidak. Reaksi pun bisa jadi kelihatan, bisa juga tidak. Ketika diremehkan, hati pasti terusik meningkatkan kadar adrenalin tubuh.

Proses Refleksi
Manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengolah seluruh peristiwa yang masuk ke dalam dirinya. Kemampuan mengolah ini pun sangat unik dan dipenuhi oleh misteri. Oleh karena itu, kita bisa menyaksikan orang-orang yang diremehkan terhimpit oleh keadaan dan sangat menderita. Mereka bisa mengalami stres luar biasa. Di sisi lain, kita juga bisa melihat banyak orang yang diremehkan oleh orang lain, namun orang tersebut bisa mengambil energi emosi yang muncul dalam dirinya untuk tujuan positif.

Pengolahan inilah yang disebut proses refleksi, sebuah proses olah batin yang bila kita latih akan memberikan kemampuan tambahan dalam diri kita. Kemampuan yang dapat dipergunakan untuk semakin mengenali diri, lingkungan, dan beragam peristiwa yang menimpa diri kita. Sekaligus bisa menjadi sarana untuk menemukan cara-cara mereaksi atas segala peremehan yang menimpa kita dengan cara lebih positif.

Bila direflesikan secara matang, maka peremehan justru dapat membuat kita makin tahan mental. Sekaligus membuka peluang untuk membuktikan bahwa diriku bukan seperti yang dikatakan orang lain tersebut. Bila dilihat dari perspektif spiritual peremehan bisa ditafsirkan sebagai cara Allah membuka potensi kita.

Peremehan tidak akan membuat hati seseorang terluka, apabila orang tersebut tidak mengizinkan hatinya dilukai. Apabila kita bisa memandang setiap peremehan yang menimpa kita dari sisi positif maka kita bisa mengatakan: “Silahkan Anda meremehkan saya.”

Peremehan akan memunculkan energi baru dari dalam diriku. Dengan energi baru tersebut aku akan makin mampu menggapai cita-cita, yang berbeda dengan label negatif yang diberikan kepada ku.

Apabila kita sudah mampu sampai pada tingkat ini maka kita bisa menikmati betapa manisnya diremehkan! Silahkah Anda meremehkan, aku akan menikmati hasilnya dalam wujud prestasi-prestasi nyata sebagai buah peremehan! Bagi yang suka meremehkan orang lain, hati-hatilah karena manusia pada dasarnya sulit untuk diperkirakan, “Jalma tan keno kiniro.”


DR. T. Priyo Widiyanto, M.Si, Dosen pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Aku mau menikah..


Ada banyak alasan mengapa orang menikah..
1. Sudah menemukan pasangan yang cocok
2. Deadline umur (daripada jadi bujang lapuk atau perawan tua)
3. Bosan hidup sendiri (termasuk bosan dengan makanan warung..)
4. Menghindari perbuatan dosa..(emang tujuan menikah cuma itu..?)
5. Faktor ekonomi (kalau dapet pasangan yang lebih tajir..)
6.Terpaksa menikah karena ketangkap hansip...(sial atau kebetulan....??)
dan banyak lagi alasan lainnya.


Pada pasangan yang akan menikah, ucapan yang disampaikan adalah selamat menempuh hidup baru......
Kehidupan seperti apa yang akan dihadapi orang setelah menikah? Bisa jadi akan jauh berbeda dengan kehidupannya pada waktu masih lajang.
Ada orang yang merasa lebih berbahagia, lebih tenang, lebih bersemangat, lebih sehat dan lebih bersahabat setelah menikah.....

Tetapi tidak sedikit orang yang merasa pernikahan membuat hidupnya seperti dalam penjara...
Berapa lama seseorang menikah, tidak dapat menjadi gambaran kebahagiaan berumah tangga. Banyak pasangan baru menyadari bahwa mereka tidak cocok, justru setelah menjalani kehidupan bersama setelah bertahun-tahun.


Menikah adalah komitmen......
Sebelum memutuskan untuk menikah, kita seharusnya tahu bahwa kehidupan berumah tangga mengharuskan kita untuk mau berbagi dengan pasangan. Berbagi dalam hal..waktu, materi, teman, kesenangan dan kesedihan......

Cinta dan kecocokan dengan pasangan bukan alasan kuat bagi seseorang untuk memutuskan menikah. Rasa saling menghormati dan menghargai akan membuat kita memiliki kesabaran dan kelapangan hati untuk menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita. Setiap orang memiliki pribadi yang unik, jangan pernah berharap kita dapat merubahnya seperti yang kita inginkan.

Menikah tidak pernah menjanjikan kepastian kebahagiaan..Tergantung setiap pasangan yang menjalaninya untuk membawa biduk pernikahannya kearah kebahagiaan ataukah kehancuran.

So…harus menikah dong,biar tahu apakah kita termasuk orang yang pandai menjaga komitmen..


Selingkuh itu....???

Selingkuh itu ..... sama dengan masalah..
Mengapa orang berselingkuh?
Apa yang menjadi alasan orang berselingkuh, ?
Siapa dan dengan siapa dia berselingkuh ?
Apa yang diperolehnya dari perselingkuhan itu ?

Perselingkuhan didasari oleh kebohongan dan keinginan..
Semua hal dapat dijadikan sebagai alasan pembenaran.
- Karena sudah tidak cinta lagi kepada pasangannya (padahal dulu cinta setengah mati)
- Pasangan selingkuh lebih menarik, lebih mapan, sangat perhatian.
- Perbedaan prinsip (padahal dulu tidak dipermasalahkan..)
- Keinginan untuk mencoba sesuatu yang tabu (semakin dilarang, malah penasaran)
- Perasaan kasihan, ingin melindungi, tertarik dengan pribadi yang unik..
dan seribu satu alasan lain..

Perasaan cinta dengan sendirinya akan berubah apabila seseorang sudah menjalani hidup yang sama selama bertahun-tahun.
Berubah bukan berarti hilang atau berkurang kadarnya..
Tetapi seharusnya perubahan itupun disertai dengan kedewasaan dan keinginan kedua pihak untuk menjaganya.

Mengapa orang berselingkuh ?
Karena dia MAU melakukannya..
Tidak akan terjadi apabila kita memutuskan untuk tidak pernah memulai terlibat dalam hubungan yang sulit ini.
Kadangkala, orang merasa bisa membedakan atau memutuskan berhenti pada saat yang tepat.
Seringkali orang terlambat menyadarinya dan baru akan memperbaiki hubungan setelah ada desakan, keluhan, rumour, tuntutan atau ancaman dari pihak lain..keluarga, teman, rekan kerja, bahkan atasan dikantor.

Siapa dan dengan siapa orang berselingkuh ?
Perselingkuhan dapat terjadi pada siapa saja, tak mempunyai batasan umur, berapa lama telah menikah, berpendidikan ataupun tidak, alim ulama ataukah pendekar..
Antara rekan sekantor, antar tetangga, sahabat/teman lama, dosen dengan mahasiswa/siswinya, sesama anggota klub...

Apa yang diperoleh dari suatu perselingkuhan?
Karena didasari kebohongan, perselingkuhan akan menimbulkan kemarahan, benci, sakit hati, kurang percaya diri, kekesalan dan rasa dendam..
Selalu ada pihak yang berada pada situasi yang tidak menyenangkan..
Disadari atau tidak...kebohongan ini semakin lama akan semakin sulit untuk dihindari..
Dan pada akhirnya orang harus memilih untuk mengakhiri atau melanjutkan kebohongan itu.

Kalau selingkuh ternyata begitu sulit untuk diakhiri, mengapa kita tidak berpikir untuk tidak pernah memulainya..
Tidak ada yang pasangan yang sempurna...yang ada adalah pasangan yang saling menjaga hatinya dan pasangannya.
Melewati hidup dengan kejujuran..
Disaat cinta tidak lagi menjadi pegangan pada kehidupan berkeluarga, kenapa tidak memutuskan untuk mengakhirinya dengan baik dan kemudian mencari cinta lain...

Selingkuh memang tidak pernah indah....
Anda masih mau mencoba....????

Persahabatan bagai.......

Facebook, telah membuka kembali komunikasi dengan begitu banyak teman.

Beberapa bahkan tidak pernah lagi ada kabar beritanya selama berpuluh tahun.
Ada banyak cerita yang bisa digali dari ingatan yang juga telah diisi dengan berbagai cerita pertemanan yang baru..
Setiap teman ternyata memiliki tempat istimewa..

Setelah sekian waktu tidak bertemu..
Beberapa sahabat yang dulu biasa-biasa saja, cenderung terpinggirkan dalam pergaulan, tidak menjadi perhatian siapapun...
Kemudian menjadi seseorang yang sangat mengesankan...
Banyak hal-hal menarik yang bisa kita ambil.
Jangan pernah meremehkan orang lain..
Jangan pernah menghakimi orang atas apa yang dilakukannya pada saat muda.
Bisa jadi setelah sekian tahun...
Dia akan berubah menjadi seseorang yang tidak pernah kita duga..
Lebih sukses, lebih berpendidikan, lebih bijaksana, lebih menarik..?

Seorang teman menyatakan andai waktu bisa diputar...
Apa yang mungkin akan terjadi..?
Tak ada yang mungkin akan terjadi..
Bukankah kita hanya menjalani apa yang ada dihadapan kita..
Memilih satu kesempatan diantara begitu banyak pilihan.

Ceritanya tidak akan banyak berubah..
Karena kita tidak pernah bisa merubah apa yang ada dalam hati kita..

Seandainya......


Belajar dari kegagalan

Sabtu, 25 April 2009

Sore ini, putriku pulang dengan muka bertekuk, tanpa senyum, matanya lesu..
Hatinya patah, karena gagal mengikuti test menari untuk dikirimkan sebagai wakil sekolahnya.
Menurutnya, Ia pantas kesal, karena latihan berat selama berminggu-minggu sudah ia ikuti...
"Aku mau makan, tapi nggak mau makan yang biasa...Aku mau makan orang"..
Aha..ungkapan kemarahan yang hanya bisa dikeluarkannya dirumah, didepan adik-adik dan kedua orang tuanya..

Kata-kata menghibur belum dapat mendamaikan hatinya
Dia tertidur, dengan kecewa dan rasa sedih...
"Maaf ya ma, aku belum bisa ikut menari,..tapi jangan suruh aku untuk ikut menari lagi"
Ternyata putriku tidak kecewa untuk dirinya, tapi untuk ibunya..

Kegagalan, akan membuatnya merasa bahwa hidup ini tidak selamanya mudah untuk dijalani
Betul kata-kata bijak...hidup ini seperti dua sisi mata uang..
Semoga dia dapat menjadi lebih bijaksana, dan memahami bahwa kesempatan yang gagal dia raih, akan membantunya untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.

Putriku tidak harus selalu menjadi yang terbaik disegala bidang..
Dia hanya harus tahu, bahwa tanpa menjalani kegagalan, dia tidak akan pernah menghargai kesuksesan...


Postingan Lebih Baru Beranda

Blogger Template by Blogcrowds